BBCA dan BBRI, dua emiten dengan market cap terbesar segera menggelar aksi korporasi

Kamis, 02 September 2021 | 06:20 WIB   Reporter: Ika Puspitasari
BBCA dan BBRI, dua emiten dengan market cap terbesar segera menggelar aksi korporasi


EMITEN - JAKARTA. Pandemi corona tak menghentikan aksi korporasi di pasar modal. Bulan ini, dua emiten dengan kapitalisasi pasar atawa market capitalization (market cap) terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menggelar aksi korporasi yang berbeda.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atawa rights issue. Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menyatakan, dengan menerbitkan 28,21 miliar saham dan menetapkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp 3.400 per saham, maka BBRI berpotensi meraup dana dan hasil inbreng saham Rp 95,92 triliun.

Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berniat memecah nilai nominal saham dengan rasio 1:5. Aksi korporasi BBCA ini tidak melibatkan pendanaan di pasar modal. BBCA berniat memecah nilai saham untuk menjangkau investor retail.

Baca Juga: Aset Bank BRI (BBRI) berpotensi tumbuh kencang usai rights issue

Saat ini, market cap BBRi berada di kisaran Rp 475 triliun dengan harga saham Rp 3.890 per saham. Frankie memperkirakan market cap BBRI akan naik menjadi sekitar Rp 600 triliun setelah rights issue.

“Setelah rights issue, BRI akan mendapat tambahan kapitalisasi sebesar Rp 95 triliunan. Hal ini akan mengecilkan jarak kapitalisasi BBRI dengan BBCA menjadi sekitar 30%,” ungkap Frankie, Rabu (1/9).

Sementara itu, BBCA memiliki nilai kapitalisasi pasar Rp 801 triliun dengan harga saham di Rp 32.825 per saham. Selisih kapitalisasi pasar kedua emiten mencapai Rp 326 triliun.

Selisih market cap kedua emiten ini bahkan hampir setara dengan total kapitalisasi saham TLKM yang mencapai Rp 331 triliun. TLKM merupakan emiten BEI dengan market cap terbesar ketiga per 1 September.

Baca Juga: Catat, ini jadwal rencana stock split BBCA dengan rasio 1:5

Menurut Frankie BBRI bisa mengejar kapitalisasi pasar BBCA jika harga sahamnya naik ke Rp 5.000 hingga Rp 5.500 per saham. Dia menambahkan, investor bakal menunggu kinerja BBRI yang diharapkan juga turut tumbuh dengan adanya Holding UMi. Oleh karena itu, kemungkinan harga saham BBRI tidak serta merta naik dalam waktu dekat terutama setelah rights issue.

“Juga BBCA memiliki wacana untuk stock split, terlebih lagi BBCA juga terus memperbaharui lini bisnisnya terutama dalam menghadapi era bank digital. Hal ini berpeluang membuat harga saham BBCA naik yang turut membuat kapitalisasinya menebal, sebelum tersusul oleh BBRI,” papar Franke.

Akan tetapi, dia melihat dengan adanya dana tunai dan masuknya PT Pengadaian dan PNM di rights issue ini membuat kinerja BBRI menjadi lebih stabil dan kuat. Penambahan modal melalui hajatan ini berpotensi mendongkrak kinerja BBRI sebagai bank penyalur kredit terbesar kepada pelaku UMKM di Indonesia lebih luas lagi.

Apalagi, mulai pulihnya kondisi ekonomi dalam masa pandemi Covid-19 juga turut menopang pemulihan di sektor UMKM, ini juga memberikan sentimen positif terutama bagi pendapatan BBRI selanjutnya.

Baca Juga: IHSG berpeluang rebound pada Kamis (2/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru