KONTAN.CO.ID - Jakarta. Harga saham blue chip PT Astra International Tbk (ASII) terkoreksi pada perdagangan Selasa 4 November 2025. Padahal, manajemen ASII baru saja mengumumkan rencana pembelian kembali saham atau buyback dengan nilai maksimal mencapai Rp 2 triliun. Apakah investor ritel perlu memanfaatkan momentum penurunan harga saham ASII untuk beli atau malah jual?
Pada perdagangan Selasa 4 November 2025, harga saham ASII ditutup di level 6.300, terkoreksi tipis 50 poin atau 0,79% dibandingkan sehari sebelumnya. Ini merupakan penurunan harga yang pertama kali setelah pengumuman rencana buyback saham ASII pada Jumat 31 Oktober 2025.
Pada pengumuman itu, Corporate Secretary ASII, Gita Tiffany Boer, menjelaskan bahwa jumlah buyback tidak akan melebihi 20% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Sementara itu, jumlah saham free float setelah pelaksanaan buyback akan tetap berada di atas 7,5% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan.
“Pelaksanaan pembelian kembali saham tidak memiliki dampak negatif yang material bagi kinerja keuangan dan kegiatan usaha ASII,” ujar Gita dalam keterangan resminya, Jumat (31/10/2025).
Menurutnya, buyback ini diharapkan dapat memberikan fleksibilitas bagi Astra dalam pengelolaan modal jangka panjang. Saham treasuri yang diperoleh dapat dijual kembali di masa depan dengan nilai optimal apabila perusahaan memerlukan tambahan modal.
Baca Juga: Diburu Asing, Harga Saham Blue Chip Bank Ini Mendaki Nov 2025, Pilih Beli / Jual?
Jadwal dan Sumber Pendanaan Buyback ASII
Adapun pelaksanaan buyback dijadwalkan berlangsung mulai 3 November 2025 hingga 30 Januari 2026. ASII menegaskan, dana untuk aksi korporasi ini sepenuhnya berasal dari kas internal, bukan dari pinjaman atau dana hasil penawaran umum.
Fundamental Analyst BRI Danareksa Sekuritas, Abida Massi Armand, menilai buyback ini menjadi sinyal kuat bahwa manajemen menilai saham ASII sedang undervalued. Langkah ini juga menunjukkan keyakinan terhadap fundamental perusahaan di tengah tekanan laba yang menurun.
“Aksi ini berpotensi mendukung harga saham dalam jangka pendek karena mengurangi jumlah saham beredar dan meningkatkan EPS, sekaligus menunjukkan kepercayaan manajemen terhadap prospek ke depan,” ujar Abida kepada KONTAN, Senin (3/11/2025).
Meski demikian, kinerja saham ASII dinilai masih belum mencerminkan kekuatan fundamentalnya. Dengan valuasi sekitar 7,5 kali P/E 2026, saham ASII masih berada di bawah rata-rata lima tahunnya. Hal ini membuka peluang re-rating yang cukup menarik.
Tonton: Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus Untuk Rokok Ilegal
Potensi Katalis Positif
Abida menambahkan, pemulihan kinerja di segmen otomotif serta potensi penguatan bisnis jasa keuangan menjadi katalis positif bagi harga saham ASII. Prospek ekonomi domestik yang semakin stabil juga dapat memperkuat efek positif dari pelaksanaan buyback ini.
Selain itu, dengan posisi kas yang kuat dan rasio utang yang rendah, ASII mampu melakukan buyback tanpa mengganggu operasional bisnis. Banyak pelaku pasar menilai langkah ini sebagai sinyal bullish, terutama karena dilakukan di periode harga saham yang relatif murah.
“Strateginya, manfaatkan fase koreksi untuk akumulasi bertahap sambil mencermati implementasi buyback hingga awal 2026. Jika volume pembelian aktif dan kinerja kuartal IV menguat, peluang re-rating valuasi akan semakin terbuka,” tambah Abida.
Baca Juga: Harga Saham Hanya 400-an, Tapi Dividen Interim Rp 600 Miliar, Catat Jadwalnya!
Rekomendasi Saham ASII
Abida merekomendasikan buy untuk saham ASII dengan target harga Rp 6.700 per saham. Target ini mencerminkan potensi kenaikan sekitar 6% dari harga pasar saat ini.
Rekomendasi tersebut didukung oleh proyeksi pemulihan volume penjualan otomotif, stabilnya bisnis jasa keuangan, serta potensi peluncuran produk elektrifikasi yang dapat menjadi katalis revaluasi jangka menengah. Selain itu, dividen yield stabil di kisaran 7%–8% menjadi daya tarik utama bagi investor jangka panjang.
Selanjutnya: Lini Bisnis Perhotelan Menopang Kinerja HAJJ
Menarik Dibaca: Promo J.CO Edisi Halloween Terbatas, Nikmati 1/2 Lusin Donut Cuma Rp 60.000-an
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News