Intiland Development (DILD) Incar Marketing Sales Rp 2,4 Triliun, Begini Strateginya

Rabu, 02 Februari 2022 | 08:30 WIB   Reporter: Ridwan Nanda Mulyana
Intiland Development (DILD) Incar Marketing Sales Rp 2,4 Triliun, Begini Strateginya


EMITEN - JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) mengincar pendapatan prapenjualan alias marketing sales senilai Rp 2,4 triliun sepanjang tahun ini. Lebih dari separuh target marketing sales DILD bakal ditopang oleh segmen kawasan perumahan.

Corporate Secretary DILD Theresia Rustandi mengungkapkan bahwa segmen kawasan perumahan ditaksir bakal kembali menyumbang marketing sales dengan porsi terbesar, yakni 55%. Selanjutnya ada segmen mixed use & high rise yang berkontribusi 35%, lalu segmen kawasan industri yang menyumbang 10% terhadap marketing sales DILD tahun ini.

"Kami memproyeksikan dan berharap industri properti akan semakin membaik dibandingkan tahun 2021. Tahun ini kami proyeksikan kontribusi terbesar masih berasal dari segmen pengembangan kawasan perumahan," kata Theresia kepada Kontan.co.id, Selasa (1/2).

Theresia menyebut bahwa beberapa segmen properti khususnya produk perumahan sudah mengalami pertumbuhan sejak pertengahan 2021. Beberapa indikator pemulihan sektor properti dan ekonomi secara umum membuat manajemen DILD optimistis bisa mendongkrak kinerja penjualan dibandingkan tahun lalu. 

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Rela Mengurangi Keuntungan Demi Penggunaan Energi Bersih

Terlebih, kebijakan insentif pemerintah untuk sektor properti juga menjadi salah satu stimulus pertumbuhan di sektor ini. "Secara umum pasar konsumen sudah mulai bergerak kembali. Setiap segmen properti sebenarnya memiliki siklus pertumbuhan. Saat ini segmen pengembangan kawasan perumahan cenderung bergerak lebih cepat dibandingkan segmen yang lain," terang Theresia.

Saat ini, manajemen DILD masih melakukan finalisasi untuk alokasi belanja modal alias capital expenditure (capex). Jumlah capex mempertimbangkan rencana sejumlah pengembangan baru pada tahun ini. Yang pasti, sumber pendanaan capex DILD berasal dari penjualan, internal cash, dan bank.

Sebagai informasi, target marketing sales DILD sebesar Rp 2,4 triliun pada tahun 2022 mengalami kenaikan 46,34% dibandingkan realisasi marketing sales senilai Rp 1,64 triliun yang diraih pada 2021. Adapun capaian marketing sales DILD tahun lalu telah melonjak hingga 75% dari raihan marketing sales pada 2020 yang sebesar Rp 937 miliar.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi DILD Archied Noto Pradono sebelumnya menerangkan bahwa peningkatan marketing sales tahun 2021 terutama berasal dari hasil penjualan di segmen pengembangan kawasan perumahan. DILD pada tahun lalu sukses memasarkan dua pengembangan proyek baru yakni Amesta Living di Surabaya dan DUO Talaga Bestari di Tangerang.

Baca Juga: Seimbangkan Aspek ESG, Begini Strategi Keberlanjutan Usaha Astra Graphia (ASGR)

“Tahun lalu pasar properti sudah mulai kembali bergerak. Stimulus kebijakan dari Pemerintah terbukti cukup efektif mendorong penjualan properti, khususnya pada segmen perumahan. Penjualan Intiland di segmen ini cukup meningkat, baik dari pengembangan proyek baru atau proyek-proyek yang sudah berjalan,” kata Archied.

Dari empat segmen pengembangan yang dimiliki, kawasan perumahan berhasil memberikan kontribusi marketing sales terbesar. Pada tahun lalu segmen ini membukukan penjualan Rp 922 miliar atau 56% secara keseluruhan.

Kontributor marketing sales berikutnya bersumber dari pengembangan segmen mixed-use & high rise sebesar Rp 390 miliar atau menyumbang 24%. “Lonjakan hasil penjualan di segmen mixed-use and high rise terutama berasal dari peluncuran proyek baru Tierra SOHO di Surabaya pada triwulan kedua tahun lalu dan penjualan unit-unit apartemen 1Park Avenue, The Rosebay, Graha Golf, dan Aeropolis,” ungkap Archied. 

Tren pertumbuhan positif terjadi pula pada segmen pengembangan kawasan industri. Pada tahun 2021 segmen kawasan industri membukukan marketing sales sebesar Rp 329 miliar, atau naik 123% dibandingkan pencapaian tahun 2020. Penjualan dari segmen ini berhasil memberikan kontribusi sebesar 20% dari total perolehan marketing sales tahun lalu.

Menurut Archied, peningkatan marketing sales DILD terutama berasal dari hasil penjualan lahan industri dari proyek pengembangan kawasan industri baru Batang Industrial Park yang berlokasi di Batang, provinsi Jawa Tengah. Kontribusi lainnya berasal dari penjualan lahan industri di kawasan industri Ngoro Industrial Park di Mojokerto, Jawa Timur dan fasilitas pergudangan di proyek Aeropolis, Tangerang.

Dari capaian tersebut, Archied menegaskan bahwa strategi DILD dalam meluncurkan proyek-proyek baru terbukti cukup efektif untuk mendongkrak kinerja penjualan. Dari total perolehan marketing sales yang dibukukan pada tahun lalu, sebesar Rp 814,7 miliar atau 50% dari keseluruhan berasal dari peluncuran proyek-proyek baru.

Untuk mencapai target marketing sales pada tahun ini, DILD masih akan mengandalkan hasil penjualan dari beberapa pengembangan proyek baru yang akan diluncurkan maupun dari pengembangan baru di proyek-proyek berjalan. 

Beberapa pengembangan baru yang akan diluncurkan tahun ini antara lain sebuah proyek perumahan di Jakarta Utara, pengembangan tiga klaster baru di Surabaya dan Jakarta, serta properti komersial di Tangerang.

“Tahun ini kami rencananya meluncurkan sejumlah proyek baru, seperti perumahan maupun komersial. Proyek-proyek baru ini sudah masuk dalam pipeline pengembangan dan menunggu momentum terbaik untuk peluncuran di tahun ini,” pungkas Archied.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru