KONTAN.CO.ID - Jakarta. Peluang terakhir untuk memesan sahaminitial public offering (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hari ini, Senin 15 Desember 2025 adalah hari terakhir masa penawaran umum IPO saham SUPA atau Superbank.
Superbank resmi mematok harga penawaran umum IPO Rp 635 per saham. Dengan demikian, investor yang ingin mendapatkan saham IPO SUPA harus melakukan pemesanan dengan modal minimal Rp 63.500 untuk satu lot saham.
Masa penawaran umum IPO saham SUPA berlangsung sejak 10 Desember 2025 hingga hari ini, 15 Desember 2025.
Hari ini juga merupakan periode penjatahan efek IPO saham SUPA. Sedangkan periode distribusi saham berlangsung pada 16 Desember 2025. Selanjutnya, saham SUPA akan tercatat di BEI untuk pertama kali pada 17 Desember 2025.
Baca Juga: Analis Rekomendasi Beli, Harga Saham BUMN Ini Telah Turun 22% 6 Bulan
Dalam aksi korporasi ini, Superbank melepas 1,4 miliar saham, setara 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan demikian, entitas Grup Emtek tersebut berpotensi mengantongi dana segar hingga Rp 2,79 triliun.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana menjelaskan penetapan harga IPO Superbank yang berada di tengah harga bookbuilding, merupakan hasil mekanisme pasar sesuai hasil penawaran awal.
“Jadi memang permintaannya ada di situ, jadi kami tetapkan seperti biasanya IPO saja,” jelasnya saat ditemui di kawasan Jakarta, Selasa (9/12).
Oki menuturkan posisi harga tersebut mencerminkan titik temu minat investor. Di mana, permintaan yang masuk selama masa penawaran awal atau bookbuilding menjadi acuan utama.
“Jadi waktu bookbuilding, harganya diatur di situ, kan tidak mungkin kami pasang di paling bawah atau paling tengah kalau enggak tidak ada permintaannya,” ucapnya.
Oki menyebut pada masa penawaran awal alias bookbuilding Superbank mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed. Namun dia tidak merinci berapa oversubscribed yang terjadi.
Dengan kondisi oversubcribed saat penawaran awal, banyak investor diyakini menyerbu penawaran umum IPO saham SUPA
Tonton: Peringatan! Penjual dan Pengguna Vape Etomidate Narkotika! Bisa Dipenjara?
Valuasi SUPA Kompetitif
CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya, mengungkapkan bahwa dengan harga IPO Rp 635, valuasi Price to Book Value (PBV) SUPA berada di level 2,64 kali. Angka tersebut dinilai lebih rendah dibanding kompetitor bank digital lain.
“Secara valuasi, Superbank berada pada level yang kompetitif jika dibandingkan perusahaan sejenis yang sudah melantai di Bursa. Bahkan, SUPA menjadi bank digital dengan valuasi termurah,” ungkapnya, Selasa (9/12/2025).
Perbandingan PBV Bank Digital
Bernadus merinci PBV kompetitor sebagai berikut:
- Bank Jago (ARTO): PBV 3,30 kali
- Allo Bank (BBHI): PBV 4,40 kali
- Bank Aladin Syariah (BANK): PBV 4,24 kali
“Jika dibandingkan dengan ARTO, BBHI, atau Aladin yang PBV-nya jauh lebih tinggi, maka secara valuasi Superbank berada pada level sangat menarik bagi investor,” jelas Bernadus.
Ia menilai valuasi SUPA yang relatif rendah membuka peluang re-rating pada masa mendatang, terutama bila perusahaan mampu mengeksekusi strategi pertumbuhan dan memaksimalkan ekosistem digitalnya.
“Superbank saat ini berada pada valuasi konservatif. Ini memberi peluang bagi investor yang ingin masuk lebih awal sebelum valuasinya menyesuaikan dengan kinerja dan ekspansi,” ujarnya.
Tonton: Konflik Thailand–Kamboja Memanas Lagi! Jam Malam Diberlakukan, Gencatan Senjata Gagal?
Alokasi Dana Hasil IPO
Mengacu prospektus, penggunaan dana IPO Superbank akan diarahkan untuk memperkuat fundamental bisnis:
1. Modal kerja penyaluran kredit (70%)
Superbank menargetkan pertumbuhan pembiayaan sejalan dengan perluasan ekosistem digital dan penetrasi pasar baru.
2. Belanja modal (30%)
Mulai 2026 hingga lima tahun ke depan, dana akan digunakan untuk:
- Pengembangan produk pendanaan dan pembiayaan
- Sistem pembayaran digital
- Infrastruktur teknologi informasi
- Penguatan sistem operasional
- Investasi pada AI & Data Analytics
- Peningkatan cybersecurity
Aksi korporasi ini menjadi momentum penting bagi Superbank untuk mempercepat transformasi digital dan memperkuat posisinya di industri bank digital Tanah Air.
Selanjutnya: Mengakhiri Mazhab Pembangunan Ekonomi Destruktif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News