Wall Street ramai aksi jual saham-saham teknologi

Rabu, 11 November 2020 | 06:30 WIB   Reporter: Wahyu Tri Rahmawati
Wall Street ramai aksi jual saham-saham teknologi


BURSA EFEK / BURSA SAHAM - JAKARTA. Wall Street mencapai puncak tertinggi harian pada Senin lalu setelah Pfizer Inc mengungkapkan bahwa vaksin yang dikembangkannya bersama dengan BioNTech SE telah 90% efektif melawan Covid-19. Alhasil, saham-saham yang diperkirakan akan menggerakkan ekonomi setelah pembukaan lockdown menjadi buruan pasar saham.

Sementara saham-saham teknologi yang selama ini diuntungkan lockdown akibat pandemi corona terkena ksi jual. Alhasil, Selasa (10/11), Nasdaq Composite merosot 1,37% ke 11.553,86. Indeks S&P 500 juga melemah 0,14% ke 3.545,53.

Sedangkan Dow Jones Industrial Average menguat 0,90% ke 29.420,92. Sektor-sektor yang tertekan pandemi menguat akibat harapan bahwa vaksin Covid-19 akan membalikkan kondisi ekonomi.

"Ini merupakan perdagangan pembukaan. Peluang ekonomi bisa dibuka kembali lebih cepat dari prediksi menyebabkan saham-saham stay-at-home tidak akan makin tinggi," kata Jim Paulsen, chief investment strategist Leuthold Group kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG Hari Ini Masih Berpeluang Menguat, Investor Bisa Profit Taking Terlebih Dahulu

Harga saham Amazon.com Inc turun 3,5%. Harga saham Facebook Inc dan Microsofot turun masing-masing 2,3% dan 3,4%. Intel dan Apple Inc keduanya ditutup lebih rendah setelah Apple memperkenalkan komputer notebook pertamanya dengan mikroprosesor rancangan Apple.

Robert Pavlik, senior portfolio manager Dakota Wealth juga mengakan bahwa saat ini pelaku pasar memilih beli saham-saham yang sebelumnya jatuh lebih murah. "Pelaku pasar yakin bahwa vaksin Pfizer akan mengawali pembukaan ekonomi sehingga menyebabkan orang-orang kembali ke jalan, kembali bekerja, dan kembali ke toko," kata dia.

Sementara itu, perselisihan pemilihan umum di Amerika Serikat (AS) masih belum rampung setelah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menjadi anggota Partai Republik terkini yang menyatakan bahwa Presiden AS Donald Trump tidak akan mengakui kemenangan presiden terpilih Joe Biden.

Tapi, Paulsen mengatakan bahwa mayoritas partisipan pasar sudah memasukkan faktor kemenangan Biden ke bursa saham dan mengabaikan komplain pemerintahan Trump karena tidak menyertakan bukti adanya masalah pada pemungutan suara.

Baca Juga: Menyentuh level tertinggi selama pandemi, penguatan IHSG ditopang saham blue chips

Meski Presiden terpilih Biden memuji kemajuan vaksin, dia telah memperingatkan bahwa realisasinya perlu beberapa bulan lagi sebelum tersedia secara luas. Sementara itu, kasus baru AS harian mencapai 100.000 untuk hari keenam berturut-turut.

Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengatakan bahwa jika Pfizer mengirimkan vaksin Covid-19 sementara kepada regulator kesehatan secepat yang diharapkan, pemerintah AS akan bisa memulai vaksinasi pada bulan Desember.

Terobosan vaksin dapat mengurangi tagihan stimulus fiskal AS yang besar meskipun beberapa investor mengatakan bahwa bantuan masih diperlukan untuk bisnis yang kesulitan.

Baca Juga: Intip saham-saham koleksi asing saat IHSG melesat kemarin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru