Sunindo (TOYS) sebut mainannya memiliki desain dan kualitas dari produk China

Kamis, 19 November 2020 | 08:00 WIB   Reporter: Dimas Andi
Sunindo (TOYS) sebut mainannya memiliki desain dan kualitas dari produk China


EMITEN - JAKARTA. Banyak pelaku bisnis memprediksi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China dinilai masih akan terus berlangsung. Namun, yang membedakan Joe Biden dengan pendahulunya adalah penerapan kebijakan yang dinilai lebih konsisten.

Hal ini yang diharapkan oleh para pelaku bisnis untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara Amerika Serikat.

Perang dagang yang sudah terjadi antara Amerika Serikat dan China sejak 2018 telah membuka peluang pasar yang besar di industri mainan anak-anak. Berdasarkan data riset yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Indonesia di AS, tercatat bahwa China menguasai pasar mainan anak-anak sebesar US$ 26,7 miliar sementara Indonesia baru menguasai US$ 280 juta pasar mainan anak-anak di Amerika Serikat.

 Baca Juga: Perpanjangan GSP jadi peluang Sunindo Adipersada (TOYS) memperkuat ekspor ke AS

Hal ini menunjukkan pasar yang bisa diperebutkan 95 kali lebih besar. Dapat dibayangkan potensi maupun peluang pasar yang dapat dimanfaatkan oleh para produsen mainan anak-anak di Indonesia, khususnya PT Sunindo Adipersada Tbk (TOYS).

TOYS merupakan salah satu dari sedikit perusahaan mainan anak-anak dari Indonesia yang siap untuk meningkatkan output dan memperluas jaringan ekspor di Amerika Serikat.

Hal ini dapat dilihat dari kesiapan TOYS dalam standardisasi dan kepemilikan sertifikasi yang lengkap untuk memasuki pangsa pasar di Amerika Serikat. Diantaranya seperti ICTI, NBCU, PA, ASTM, dan lain sebagainya.

TOYS juga sudah melakukan ekspor karena memiliki jaringan yang cukup kuat di Amerika. Sekitar 30% dari nilai penjualan perusahaan ini didapatkan dari Amerika Serikat dan Kanada.

Indonesia sendiri sebenarnya merupakan negara dengan basis untuk produksi mainan anak-anak yang kuat. Sebelum China menguasai pasar, Indonesia sudah terlebih dahulu mengembangkan basis produksinya.

Alhasil, dari kesiapan infrastruktur dan kemampuan tenaga kerja, Indonesia lebih unggul dibandingkan dengan negara-negara penghasil mainan anak-anak lainnya.

Hal ini disebabkan oleh dari awal tahun 1990-an basis produksi ini sudah dipindahkan dari negara Barat ke Jepang atau Korea dan lalu mulai dikembangkan ke Indonesia. Adapun basis produksi di China baru mulai di kembangkan di sekitar tahun 2000-an.

Melihat dampak perang dagang terhadap China saat ini, maka produsen China akan mencari tujuan negara lain untuk memasarkan barang-barang yang kelebihan pasokan atau oversupply.

CEO Sunindo Adipersada Iwan Tirtha menyampaikan, pihaknya tidak merasa khawatir akan bersaing dengan produk-produk China untuk pasar di luar Amerika Serikat seperti Eropa maupun Asia.

Baca Juga: Sunindo Adipersada (TOYS) Menurunkan Target Bisnis Tahun Ini

Dia menilai, produk-produk ekspor TOYS sudah dikenal sebagai produk dengan kualitas high-end serta memiliki desain yang realistis sehingga tidak perlu khawatir ada penurunan permintaa dari pasar yang kemungkinan dibidik oleh China.

"Secara kualitas, produk-produk Sunindo Adipersada memiliki kualitas dan desain yang lebih baik dan sangat bersaing dengan produk dari China," ungkap dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Rabu (18/11).

Sejak pertengahan tahun 2020 sampai dengan sekarang, TOYS mendapat begitu banyak prospek baru khususnya dari Amerika Serikat.

"Banyak pelanggan dari Negeri Paman Sam yang sudah mulai melakukan penjajakan dan dalam waktu dekat berpotensi melakukan pemesanan produk ke Sunindo Adipersada," tutup Iwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru