EMITEN -
JAKARTA. PT Jababeka Tbk (KIJA) membukukan total penjualan dan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 1,83 triliun pada kuartal III-2020, naik 29,79% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.
Namun KIJA masih membukukan rugi bersih Rp 171,1 miliar, dari laba bersih Rp 63,4 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Sekretaris Perusahaan KIJA Muljadi Suganda menjelaskan peningkatan pendapatan terutama didorong oleh peningkatan kontribusi penjualan dari Kendal. Sementara kerugian disebabkan oleh pergerakan selisih kurs.
Baca Juga: Kawasan Industri Jababeka (KIJA) bukukan rugi Rp 266,01 miliar hingga kuartal ketiga
"Pada kuartal ketiga perseroan membukukan rugi selisih kurs sebesar Rp 255,4 miliar dibandingkan dengan laba selisih kurs sebesar Rp 102,4 miliar pada periode yang sama tahun 2019," jelas Muljadi, Rabu (11/11).
Secara rinci, pendapatan dari pilar bisnis land development & properti naik 127% menjadi Rp 997,5 miliar, dari sebelumnya Rp 438,5 miliar pada tahun 2019.
Peningkatan pendapatan ini sebagian besar berasal dari kinerja yang kuat di Kendal, di mana penjualan lahan industri di Kendal melonjak menjadi Rp 630,4 miliar selama sembilan bulan ini dibandingkan Rp 7,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan pilar Infrastruktur menurun 16% menjadi Rp 767,3 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan Dry Port dan Bekasi Power, masing-masing sebesar 31% dan 18%.
"Selama tiga kuartal di tahun ini terjadi penurunan volume kontainer yang ditangani Dry Port akibat pandemi Covid-19 dan berkurangnya keseluruhan kegiatan ekonomi terutama ekspor impor serta pemberlakuan status Reserve Shutdown yang lebih lama kepada Bekasi Power oleh PLN jika dibandingkan dengan sembilan bulan tahun 2019," jelas Muljadi.
Pilar leisure & hospitality mencatat sedikit peningkatan pendapatan menjadi Rp 64,2 miliar dibandingkan dengan Rp 62,5 miliar pada kuartal III-2019.
Baca Juga: KIJA sambut positif kebijakan warga asing dapat mewariskan kepemilikan properti
Sisi positifnya, pendapatan villa dan pariwisata justru mengalami pertumbuhan sebesar 72% yoy dan tumbuh 36% dari Rp 6,9 miliar pada kuartal II-2020 menjadi Rp 9,4 miliar pada kuartal III-2020.
Pendapatan berulang (recurring revenue) dari pilar infrastruktur memberikan kontribusi sebesar 42% dari total pendapatan, dibandingkan dengan 64% pada periode yang sama tahun 2019.
"Penurunan kontribusi ini diakibatkan peningkatan signifikan kontribusi pendapatan dari pilar land development & property," jelasnya.
Laba kotor KIJA mengalami kenaikan sebesar 29% menjadi Rp 753,3 miliar, selaras dengan kenaikan pendapatan. Di saat yang sama, marjin laba kotor konsolidasi selama sembilan bulan terakhir tercatat sebesar 41%, sama dengan perolehan tahun sebelumnya.
Ebitda KIJA di kuartal ketiga sebesar Rp 609 miliar dibandingkan dengan Rp 450 miliar di tahun sebelumnya. Ebitda dari pendapatan berulang yang berasal dari segmen bisnis infrastruktur sebesar Rp 289 miliar selama, meningkat 1% yoy dari Rp 285,1 miliar.
Kemudian pendapatan pra-penjualan (marketing sales) KIJA di kuartal III-2020 tercatat Rp 557,4 miliar. Penjualan dari produk industri yaitu tanah matang atau tanah dan bangunan pabrik berkontribusi sebesar 45%, sedangkan segmen perumahan atau komersial dan lainnya berkontribusi 55%.
Baca Juga: Kawasan Industri Jababeka (KIJA) raih marketing sales Rp 558 miliar di kuartal III
Perolehan tersebut turun dari pencapaian marketing sales tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 1,08 triliun yang dikarenakan kinerja selama 2020 sangat dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang berdampak pada pasar properti.
"Namun demikian, penjualan pada kuartal ketiga 2020 meningkat lebih dari dua kali lipat dari perolehan kuartal kedua 2020 sebesar Rp 144,8 miliar menjadi Rp 301,8 miliar di kuartal ketiga 2020," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News