Rekomendasi

Usai Meroket, Harga Saham Calon Penghuni Indeks MSCI Ini Tren Melemah, Beli/Jual?

Kamis, 13 November 2025 | 07:15 WIB
Usai Meroket, Harga Saham Calon Penghuni Indeks MSCI Ini Tren Melemah, Beli/Jual?

ILUSTRASI. Usai Meroket, Harga Saham Calon Penghuni Indeks MSCI Ini Tren Melemah, Beli/Jual?


Reporter: Vatrischa Putri Nur  | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Harga saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dalam tren melemah November 2025 ini pasca pengumuman masuknya saham ini ke dalam Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Global. Dengan pelemahan ini, apakah saham BRMS layak beli, tahan atau jual?

Harga saham BRMS pada perdagangan Rabu 12 November 2025 ditutup di level 980 naik 15 poin atau 1,51% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama sebulan terakhir, harga saham BRMS turun 95 poin atau 8,84%.

Padahal, MSCI mengumumkan saham BRMS akan masuk ke MSCI Standard Global Index mulai 26 November 2025. Masuknya saham ke dalam MSCI Standard Global Index berpotensi menambah aliran dana investor ke saham tersebut.

Baca Juga: Dividen Interim BUDI: Rp 7/Saham Cair 11 Desember 2025, Yield 3%

Oleh karena itu, para analis menilai pelemahan saham ini adalah momentum bagi investor untuk mulai masuk ke saham tambang emas tersebut. Apalagi, kinerja BRMS pada tahun 2025 ini sangat bagus.

BRMS mencatat laba bersih kuartal III 2025 sebesar US$ 14,9 juta, melonjak 75,5% secara kuartalan (QoQ). Peningkatan ini menandakan performa solid emiten tambang emas Grup Bakrie di tengah tekanan margin akibat kenaikan biaya operasional.

Selama kuartal III 2025, pendapatan BRMS mencapai US$ 63 juta, naik 9% QoQ, dengan penjualan emas mendominasi hingga US$ 61 juta.
Meski demikian, laba operasional dan EBITDA masing-masing turun 13,5% dan 10,5% secara kuartalan akibat kenaikan biaya dan royalti.

Margin kotor turun ke 49,5% dari sebelumnya 52%, seiring kenaikan royalti menjadi 15,7%, namun kadar bijih emas yang lebih tinggi membantu menjaga profit tetap kuat.

Secara kumulatif, laba bersih sembilan bulan pertama 2025 mencapai US$ 37,9 juta, naik 142,2% secara tahunan (YoY).

Baca Juga: Mengenal PT Bumi Resources Tbk: Lini Usaha BUMI hingga Pergerakan dari Saham Gocapan

Harga Emas Dorong Kinerja BRMS

Analis Maybank Sekuritas, Hasan Barakwan, menyebut peningkatan pendapatan BRMS terutama didorong oleh kenaikan harga dan volume penjualan emas.

“ASP meningkat 5,7% QoQ menjadi US$ 3.468 per oz, yang membantu menahan tekanan biaya dan mendukung pertumbuhan pendapatan,” ujar Hasan dalam risetnya, Senin (3/11/2025).

Sementara itu, Abida Massi Armand, Fundamental Analyst BRI Danareksa Sekuritas, menegaskan kontribusi emas lebih dari 95% terhadap total pendapatan menjadikan segmen ini motor utama pertumbuhan BRMS.

“Kombinasi harga tinggi, volume stabil, dan efisiensi biaya tambang memperlihatkan kemampuan perusahaan mempertahankan momentum pertumbuhan meskipun tekanan margin meningkat,” kata Abida kepada Kontan, Rabu (12/11/2025).

Tonton: JK Sebut Soeharto Layak Gelar Pahlawan: Harus Terima Kenyataan!

Kontribusi Perak Meningkat Dua Kali Lipat

Selain emas, BRMS juga mencatat pertumbuhan signifikan dari penjualan perak yang mencapai US$ 5,08 juta hingga September 2025, naik lebih dari dua kali lipat dibanding US$ 1,99 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Abida menjelaskan, kenaikan ini sebagian besar berasal dari penjualan ke PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) senilai lebih dari US$ 4 juta, menandakan mulai meningkatnya kontribusi logam selain emas terhadap pendapatan BRMS.

“Diversifikasi pendapatan melalui penjualan perak, ditambah dengan prospek harga emas global yang masih tinggi, memperkuat daya tahan kinerja BRMS terhadap fluktuasi pasar komoditas,” ujarnya.

Baca Juga: Merger Grab-GOTO Dikonfirmasi: Cek Rekomendasi Beli Saham LQ45 Ini & Target Rp 74

Ekspansi Tambang dan Proyek Baru CIL Jadi Katalis

Tim analis Samuel Sekuritas, Juan Harahap dan Fadhlan Banny, menilai prospek jangka menengah BRMS akan ditopang ekspansi tambang dan peningkatan kapasitas produksi.

Perusahaan berencana memperluas kapasitas pabrik Carbon-in-Leach (CIL) dari 500 ton/hari menjadi 2.000 ton/hari untuk memaksimalkan kadar bijih emas dari proyek tambang bawah tanah.
Ekspansi CIL ini ditargetkan mulai berkontribusi pada kuartal IV 2026 atau awal 2027.

“Proyek ini akan meningkatkan produksi dan profitabilitas,” jelas Juan dan Fadhlan.

Abida menambahkan, ketika proyek CIL baru dan tambang bawah tanah beroperasi penuh, BRMS diperkirakan memasuki fase pertumbuhan yang lebih kuat.

Baca Juga: Saham ANTM Turun 13% dalam 30 Hari, Analis Tetap Rekomendasi Beli, Cek Target Harga

Faktor Risiko dan Prospek Harga Emas

Meski prospeknya positif, Abida mengingatkan investor untuk mencermati beberapa faktor eksternal seperti volatilitas harga emas global, kenaikan biaya ekspansi, dan peningkatan royalti dari 13,8% menjadi 15,7%.

Tekanan tersebut bisa menekan margin jangka pendek apabila harga emas mengalami koreksi.

Namun, secara fundamental prospek industri emas dinilai masih kuat karena potensi penurunan suku bunga global dan ketidakpastian geopolitik yang mendorong permintaan aset safe haven.

Rekomendasi Saham BRMS

Analis / Sekuritas Rekomendasi Target Harga (Rp)
BRI Danareksa Sekuritas – Abida Massi Armand Buy 1.080
Samuel Sekuritas – Juan Harahap & Fadhlan Banny Buy 1.300
Maybank Sekuritas – Hasan Barakwan Hold 950

“Risiko utama tetap pada fluktuasi harga emas dan potensi keterlambatan proyek, tetapi prospek ekspansi dan pertumbuhan laba yang kuat menjaga outlook positif jangka menengah,” tutur Abida.

 

Pamit dari Dunia Investasi, Warren Buffett Donasikan Rp 2.400 Triliun ke Yayasan Keluarga

 

Selanjutnya: Promo Hoka Ramen Festival November 2025, Ngeramen Rame-Rame Cuma Rp 29.000-an

Menarik Dibaca: Promo Hoka Ramen Festival November 2025, Ngeramen Rame-Rame Cuma Rp 29.000-an

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru